Kehamilan bisa terjadi jika satu sel telur yang matang berhasil dibuahi oleh sperma dan tertanam di dalam rahim. Kondisi ini tentunya bergantung pada masa subur pasangan, baik wanita maupun pria.
Meskipun para ahli tidak benar-benar percaya bahwa hari atau musim ada hubungannya dengan siklus kesuburan pria, tetapi telah terlihat dalam beberapa kasus bahwa pria biasanya memiliki jumlah sperma lebih tinggi di pagi hari dan selama musim dingin.
Secara umum, perubahan waktu dan musim dapat mempengaruhi jumlah sperma pria. Jumlah sperma lebih banyak di musim dingin dan lebih sedikit di musim panas, karena produksi sperma meningkat pada suhu dingin. Jumlah sperma pria juga tertinggi di pagi hari.
Hal ini karena pada musim panas atau siang hari dengan suhu makin meningkat dapat mempengaruhi kualitas sperma. Testis sangat sensitif terhadap suhu, maka suhu panas akan mempengaruhi kehidupan sperma.
Jadi keberhasilan pembuahan (bertemunya sperma dan sel telur) tidak hanya ditentukan oleh masa subur wanita, tetapi juga pria. Berbeda dengan pria, siklus wanita bisa dilihat dari siklus menstruasinya.
Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur masa subur berlangsung pada hari ke 14 plus 1 hari hingga hari haid berikutnya, artinya terjadi pada hari ke 13-15 sebelum tanggal haid berikutnya. Hari pertama haid dihitung sebagai hari ke-1.
Bagi yang siklusnya tidak teratur, pertama-tama hitung panjang siklus selama 6 siklus berturut-turut hingga didapatkan siklus terpanjang dan terpendek. Siklus terpanjang dikurangi 11, sedangkan siklus terpendek dikurangi 18 dan didapatkan masa suburnya. Misal siklus terpanjang 30 dan siklus terpendek 26, perhitungannya adalah (30-11 = 21) dan (26-18 = 8) masa subur berlangsung dari hari ke-8 hingga hari ke-21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar